STOP PANIK. COVID-19 Gak Akan Musnah Karena Kepanikanmu
Akhir-akhir ini pemberitaan COVID-19 jadi momok yang sering
dibahas. Tiap buka media muncul lagi pembahasan itu, sampe-sampe jadi paranoid
bagi kebanyakan orang. Tidak sedikit
orang yang stres dan panik karena takut mati akibat COVID-19 ini, padahal itu
gaada gunanya malah menurunkan produksi anti body.
Lalu kenapa banyak angka kematian dari pandemi COVID-19 ini?
Jawabannya, kita bisa liat dulu video berikut ini yang
ngejelasin skema COVID-19 dari ahli virus Drh.Moh Indro Cahyono Virologist.
Mungkin temen-temen sesudah nonton video tersebut kepanikan
kita jadi berkurang. Kenapa bisa kaya gitu?
Karena media sangat berpengaruh terhadap pola pikir kita. Kita
yang sudah belajar mengenai media harus mengaplikasikan teori ini, bagaimana
cara kita harus menyaring informasi-informasi yang tepat untuk dikonsumsi dan
tidak meracuni pikiran kita untuk melakukan hal yang merugikan diri kita
sendiri atau orang lain.
Tapi bukan berarti setelah menyimak video tersebut kita
nyantui aja. Temen-temen sendiri tentunya sudah tahu cara mencegah dan
penanganan jika terkena COVID-19 ini. Virus itu sebenarnya hampir sama seperti
pencegahan penyakit-penyakit lainnya, yaitu mempraktekan pola hidup sehat. Pola
hidup sehat bukan hanya rutin berolahraga, tapi memperhatikan makanan yang
masuk ke dalam tubuh.
Dr. Zaidul Akbar sering banget bersosialisasi tentang Jurus
Sehat Rasulullah (JSR) yang mana pola makan itu dapat mencegah penularan
COVID-19 ini.
Selain berupaya dengan cara melakukan pola hidup yang sehat,
pemerintah juga melakukan penanganan yang sangat serius. Yah, seperti sekarang
yang kita alami ini hampir melakukan segala hal di rumah aja.
Pemerintah memberlakukan physical distancing atau lebih ekstrim lagi disebut lockdown yang
menimbulkan dampak yang positif dan tentunya diiringi dampak negatif. Masalah yang
selalu diperbincangkan itu dampak terhadap ekonomi. Laju perlambatan ekonomi ga bisa di cegah. Banyak orang yang diberhentikan
sementara dari perusahannya, banyak juga yang dagangannya atau jasanya tidak
laku seperti yang keluarga saya alami.
Jika ingin memperbaiki masalah ini dari sisi agama yaudah
ikhtiar terus tanpa harus menuhankan ikhtiar karena yang memberikan rezeki pada
kita bukan ikhtiar tapi Allah. Jika menuhankan ikhtiar pasti bakal kecewa, apalagi hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkan. Dan yang terpenting jangan
menganggap bahwa rezeki hanya berbentuk uang.
Tapi tidak semua dampak perekonomiannya jadi menurun. Banyak
orang yang cerdas memanfaatkan situasi ini. Banyak yang menjual masker,
pembersih tangan, obat-obatan herbal dan banyak lagi.
Selain itu, pada situasi ini orang yang diberikan sedikit
rezeki berlomba-lomba untuk berdonasi. Ini saatnya Indonesia bersatu, semuanya
bisa membantu mulai dari ilmu, tenaga dan materi. Bahkan hanya berdiam diri di
rumah pun sekarang sudah sangat membantu bukan?
Memang menjadi manusia yang pandai bersyukur itu tidak
mudah, perlu lingkungan yang mendukung. Mendukung sesuai bidang yang ditekuni
bisa juga dipraktekan. Kaya misalnya, kita sering aktif di media sosial, bagikan
sesuatu yang bermanfaat bukan malah terus-terusan mengeluh karena secara tidak
langsung itu bakalan ngedoktrin pikiran orang lain untuk berkata atau melakukan hal yang
sama.
Banyak banget hikmah yang didapat dari kejadian ini. Jika kita
refleksikan diri pada pola hidup sehat, belum tentu dulu kita selalu membawa
hand sanitizer di dalam tas dan belum tentu dulu kita pakai masker. Memang kunci
dari setiap permasalahan harus dihadapi dengan bersyukur dan sabar. Mungkin
nanti saya bakal share kisah Nabi Yunus dan nabi Ayub. Biar bisa belajar banyak
dari situ.
Jangan terlalu benci sama COVID-19, toh Tuhan nyiptain
COVID ini bukan tanpa alasan. Tuhan pasti ingin menyampaikan sesuatu pada kita
mungkin ini bisa dikatakan bentuk teguranNya.
Komentar
Posting Komentar